Gereja GPIB Immanuel Semarang, Simbol Keberagaman dan Warisan Budaya yang Tetap Kokoh
Foto: Gereja GPIB Imanuel Semarang/DetikInfo.com
“Bangunan ini bukan cuma tempat ibadah, tapi juga saksi sejarah kota Semarang. Saya merinding waktu pertama masuk, karena nuansa arsitekturnya begitu kuat,” ujar Ayu Lestari (30), wisatawan asal Bandung saat berkunjung ke Gereja GPIB Immanuel Semarang.
SEMARANG – Berdiri megah sejak abad ke-18, Gereja GPIB Immanuel di kawasan Kota Lama Semarang menjadi salah satu ikon warisan budaya yang merepresentasikan toleransi dan kekayaan sejarah kota ini. Tak hanya digunakan sebagai tempat ibadah umat Kristen Protestan, gereja ini juga menjadi tujuan wisata budaya dan sejarah oleh masyarakat dari berbagai latar belakang.
Dikenal juga sebagai Gereja Blenduk karena bentuk atap kubahnya yang mencolok, bangunan ini dibangun pada tahun 1753 dan merupakan gereja tertua di Jawa Tengah yang masih digunakan hingga kini. Dengan gaya arsitektur Neo-Klasik Eropa, bagian dalam gereja dihiasi pilar-pilar tinggi, lampu gantung besar, dan mimbar kayu berukir yang masih orisinil.
Pada akhir pekan, gereja ini tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan. Sebagian besar datang untuk berfoto, berwisata sejarah, atau sekadar mengagumi kemegahan arsitektur kolonialnya. Beberapa pengunjung bahkan menyebut suasana di dalam gereja sangat menyentuh secara spiritual, terlepas dari agama mereka.
“Ini tempat yang sangat tenang dan penuh makna. Saya Muslim, tapi saya tetap merasa damai di sini. Melihat bagaimana bangunan ini dijaga dengan baik membuat saya menghargai pentingnya merawat budaya dan toleransi,” kata Dwi Ardiansyah (27), pengunjung dari Surabaya.
Keberadaan Gereja GPIB Immanuel menjadi bukti nyata bahwa ruang ibadah juga bisa menjadi pusat pelestarian budaya lintas keyakinan. Pemerintah Kota Semarang bersama komunitas heritage lokal secara aktif menjaga dan merawat bangunan ini sebagai bagian dari identitas Kota Lama.
Beberapa kegiatan kebudayaan dan tur edukatif juga sering diadakan, bekerja sama dengan pemandu wisata sejarah dan pelajar. Dalam kegiatan seperti heritage walk, pengunjung diajak menelusuri sejarah gereja dan memahami konteks sosial keagamaannya sejak era kolonial hingga kini.
Dengan posisi strategis di jantung Kota Lama, Gereja Blenduk tidak hanya menjadi simbol kekristenan, tetapi juga cermin keberagaman dan bukti keterbukaan masyarakat Semarang terhadap perbedaan.
Kini, di tengah perkembangan zaman, GPIB Immanuel tetap berdiri teguh—bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai jendela budaya yang menyatukan banyak cerita.
Editor: Nessa Jauhara Cahyani