Aroma Nusantara di Depan Taman Indonesia Kaya, Surga Kuliner Kaki Lima Semarang
“Saya ke sini bukan cuma nonton pertunjukan, tapi juga karena jajanan di depan taman ini lengkap dan enak semua. Dari lumpia sampai wedang ronde, semuanya khas Semarang,” ujar Dedi Susanto (34), pengunjung asal Pekalongan saat menikmati malam di depan Taman Indonesia Kaya.
SEMARANG – Tepian jalan di depan Taman Indonesia Kaya, terutama saat sore hingga malam hari, menjelma menjadi pusat kuliner kaki lima yang menggoda. Deretan gerobak dan tenda sederhana menawarkan berbagai hidangan khas Semarang dan jajanan nusantara yang menggugah selera.
Mulai dari lumpia Semarang, tahu gimbal, nasi goreng babat, hingga aneka jajanan seperti cilok, sate telur puyuh, dan wedang ronde, semuanya tersedia dengan harga terjangkau. Kawasan ini pun menjadi favorit bagi warga lokal maupun wisatawan yang ingin mengisi perut sambil menikmati suasana taman dan pertunjukan budaya.
Menurut Dedi, suasana di sekitar taman menjelang malam terasa hidup dan bersahabat. “Saya dan keluarga sering ke sini kalau akhir pekan. Bisa makan malam sambil nonton pertunjukan, suasananya nyaman, ramai tapi tetap enak buat santai,” ujarnya.
Banyak pedagang yang telah berjualan bertahun-tahun di area ini, menjajakan menu turun-temurun yang tetap digemari. Salah satunya adalah Bu Sri, penjual tahu petis yang sudah berjualan sejak 2010. “Pembeli makin banyak sejak taman ini jadi pusat kegiatan seni. Kadang orang datang bukan karena lapar, tapi karena penasaran lihat makanan tradisional,” tuturnya sambil melayani antrean pembeli.
Kawasan kuliner ini juga menjadi tempat berkumpul komunitas muda dan keluarga yang ingin menikmati suasana malam di pusat kota tanpa harus masuk mal atau restoran mahal. Ditambah dengan pemandangan taman yang estetik dan panggung seni yang kerap menampilkan hiburan gratis, suasana makan menjadi pengalaman tersendiri.
Menurut pantauan di lapangan, pengunjung paling ramai datang selepas maghrib hingga pukul 10 malam. Beberapa titik juga dilengkapi tempat duduk sederhana, sehingga pengunjung bisa makan di tempat sambil menikmati lalu lintas kota dan denting musik dari panggung taman.
Dengan perpaduan antara kuliner, seni, dan ruang publik terbuka, kawasan kuliner di depan Taman Indonesia Kaya menjadi bukti bahwa kenikmatan kuliner khas bisa dinikmati siapa saja, tanpa sekat.
Editor: Nessa Jauhara Cahyani